Sabtu, 18 Desember 2010

Kho Ping Hoo

(Penulis Cerita Silat)

Nama Asmaraman S. Kho Ping Hoo sangat populer sebagai penulis cerita silat. Penggemarnya sangat luas, terdiri dari generasi tua maupun muda. Latar belakang etbnis Cina sangat mewarnai karya-karyanya. Pengetahuannya soal dunia persilatan mebuat karya-karyanya begitu hidup. Pengolahan alur ceritanya membuat pembaca selalu penasaran.
Penulis yang sangat produktif ini mendobrakkan pendapat umum yang mengatakan bahwa mwnjkadi penulis tidak bisa memberi finansial untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kho Ping Hoo membuktikan bahwa anggapan ini salah. Dari 400 judul cerita bertema silat Cina, serta sekitar 50 kisah dengan latar beakang kultur Jawa, Kho Ping Hoo menangguk uang jutaan rupiah. Pada akhir 1790-an, ia mampu memperoleh pandapatan Rp2 juta perbulan atau 20 kali lipat penghasilan seorang pegawai negeri rendahan.
Asmaraman S. Kho Ping Hoo lahir di Sragen pada tanggal 17 Agustus 1926. Pendidikannya hanya sampai kelas 1 HIS. Tapi, minat bacanya tinggi. Plus, kemampuan baradu jurus yang diperolehnya dari sang ayah. Dua kombinasi ini sudah cukup memberinya inspirasi unuk menulis.Mengaku banyak terpengaruh oleh filsuf India, Krisnamukti, Ping Hoo mulai berimajinasi dalam coretan tulis sejak 1958. Cerpen pertamanyadimuat di majalah terbesar Indonesia saat itu, Star Weekly. Selanjutnya karya silat perdananya Pedang Pusaka Naga Putih, dimuat dalam majalah yang didirikannya barsama sejumlah pengarang Teratai. Sadang karyanya yang paling terkenal adalah Pendekar super sejati.
Latar belakangnya tidak selalu barlatar belakang etnis Cina. Ping Hoo juuga dengan fasih mendeskripsikan budaya Jawa dalam cerita-cerita karangannya. Hingga kini karya-karyanya basih banyak dicari dan dikoleksi masyarakat. Dalam sejarah cerita silat, barangkali tidak ada karya yang bertahan puluhan tahun seperti Ping Hoo. Namanya lebih terkenal ketimbang para sastrawan “serius”.
Cerita-cerita Kho Ping Hoo banyak dihiasi kata mutiara maupun hikmah positif yang bisa dipetik pembaca tanpa harus menganalisisnya secara rumit. Ia memiliki prinsip yang banyak dianut oleh orang dari berbagai latar belakang, termasuk pengusaha dan politikus, “Seorang musuh terlalu banyak buat saya, tetapi sejuta sahabat masih kurang”.
Meski sudah dipanggil Sang Pencipta pada hari Jumat, 22 Juli 1994, Kho Ping Hoo masih dikenang oleh jutaan penggemarnya.


Sumber: 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia. Penerbit: Narasi.
Tuntas. Penerbit: Graha Pustaka Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar