Kamis, 26 Januari 2012

jurnal efesiensi

Analisis jurnal

Judul
Peran Pedagangan Kakao dalam Peningkatan Efisiensi Pasar di Sulawesi Selatan

Pengarang
Darwis Ali dan Rusli M. Rukka

Tema
Peran pedagang kakao dalam peningkatan efesiensi pasar

Latar belakang

Fenomena
Kakao sebagai komoditi andalan Sulawesi Selatan, dan wilayahn ini juga merupakan produsen kakao terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 70% dari total ekspor kakao nasional per tahun.

Riset terdahulu
Kakao adalah salah satu komoditi perkebunan andalan Sulawesi Selatan yang juga merupakan komoditas ekspor tertinggi ke dua setelah nikel pada tahun 2007 menurut BPS. Dengan pencapaian ini, komoditas kakao telah berhasil menyumbangkan 12,02% terhadap total ekspor

Motivasi penelitian
Besarnya jumlah produksi kakao menuntut paran pedagang yang terlibat dalam pemasaran komoditas ini. Setiap pedagang yang terlibat mengharapkan agar aktifitas pesarannya lebih efisien agar mereka dapat mengembangkan usahanya.

Metodologi

Data
Data yang diperoleh adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dari jurnal yang ditulis oleh Darwis Ali dan Rusli M. Rukka, serta telah di lengkapi dengan data akurat dari BPS

            Variable
Pedagang kakao- Peningkatan Efisiensi Pasar

Model penelitian
Metode penelitian yang digunakan berupa mixed method approach, yaitu menggabungkan quantitative research design (wawancara dan observasi) dan qualitative research design (focus group discussion) secara simultan

Hasil dan analisis penelitian
Setiap lembaga pemasaran menghendaki adanya efesiensi dari kegiatan pemasaran yang dilakukannya, pengertian efesiensi pemasaran tersebut adalah ukuran dari persentase perbandingan antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan. Suatu kegiatan pemasaran tidak efisien jika biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya kecil. Semakin penkek rantai pemasaran, maka semakin rendah biaya pemasaran biji kakao yang diperdagangkan. Karakteristik perolehan keuntungan di tingkat pedagang pada pemasaran biji kakao adalah tidak dengan menurunkan harga pada saat pembelian, tetapi keuntungan diperoleh dari kompensasi penyesuaian standar mutu (kadar air, jamur dan kotoran). Tingkat margin untuk setiap pedagang pada setiap saluran yang terbentuk juga bervariasi. Untuk memperoleh dan menjamin ketersediaan biji kakao yang akan diperdagangkan, pedagang pengumpul kabupaten memberikan modal pembelian kepada pedagang pengumpul tingkat desa dan kecamatan. Hal ini juga di lakukan oleh beberapa pedagang besar/eksportir dari kota Makassar yang menyuplai dananya ke daerah untuk pengadaan biji kakao. Pemberian modal tersebut didasarkan pada kepercayaan (social trust) saja tanpa agunan dan perjanjian tertulis.
Untuk meningkatkan efisiensi pe-masaran, pedagang kakao menempuh beberapa cara diantaranya memberikan pemahaman kepada petani mengenai cara penetapan harga biji kakao yang dilakukan pedagang besar, meningkatkan nilai penjualan pada tingkat saluran pemasaran berikutnya, membebankan biaya buruh bongkar kepada pedagang besar di kabupaten atau di Kota Makassar, melakukan titip - angkut untuk efisiensi agar biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran berkurang dn keuntungan menjadi lebih besar.

Simpulan dan saran

Simpulan

  • Peran pedagang kakao dalam peningkatan efisiensi
                                      
  • Bentuk kerjasama antar pedagang terutama pada arus informasi harga yang berfluktuasi tiap hari, pemberian modal pengadaan biji kakao dari pedagang besar kepada pedagang di daerah


Saran

  • Pedagang tetap bekerjasama secara melembaga agar dapat lebih mudah berkoordinasi dengan pemerintah

  • Pemerintah perlu melakukan control terhadap lalu lintas distribusi kakao di Sulawesi Selatan



http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/prihantoro/
 

Utility

   UTILITY


         Utility adalah salah satu komponen dalam Modern Micro Economics. Utility merupakan jumlah kesenangan atau kepuasan relatif yang dicapai. Utility bersifat relatif yang berarti tingkat kepuasan setiap orang itu berbeda-beda dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya, dan bukan pointer. Semakin tinggi utility, maka akan semakin tinggi pula nilai guna barangnya. Hal itu menunjukkan bahwa barang tersebut semakin diinginkan oleh seseorang. Kepuasan tersebut hanya dapat diukur melalui tambahan kepuasannya, yakni dengan menggunakan kepuasan titik dan menggunakan kurva indiference.

     Seseorang akan melakukan segala usaha untuk mendapatkan kepuasan yang maksimum dengan pendapatan yang terbatas, maka hal inilah yang mempengaruhi permintaan seorang konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukkan permintaan konsumen, maka diperlukan peranan utility.


      Utility erat kaitannya dengan  price (P) dan quantity (Q), apabila permintaan suatu barang tersebut tinggi, maka utility yang ditimbulkan oleh seseorang pun akan tinggi. Selain itu, utility juga berkaitan dengan upah atau gaji seseorang, apabila upah seseorang turun maka dia akan merasa tingkat kepuasannya tidak terpenuhi, sedangkan apabila upah atau gaji seseorang naik, maka tingkat kepuasan tersebut akan terpenuhi secara optimal dan tidak akan mencapai titik maksimum yakni titik dimana kepuasan dapat terpenuhi seluruhnya. Untuk mengukur setiap perubahan tingkat kepuasan yang dimiliki seeorang menggunakan kurva indiference, karena yang diukur pada utility adalah tambahan kepuasannya.



http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/prihantoro/