ALIRAN DANA BANK
Use
of Fund and Source of Fund
Prinsip
aliran dana bank yaitu berupa “tangan kanan dan tanggan kiri”, maksud dari
ungkapan tersebut adalah bank memiliki sumber dana atau source of fund yang diperoleh dari masyarakat dan dana tersebut
akhirnya digunakan atau use of fund untuk
hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Sisi source of fund terdapat liabilities,
jika suatu rekening mengurangi liabilities
maka tergolong debet dan apabila suatu rekening menambah liabilities maka tergolong kredit. Sebaliknya bagi assets, jika suatu rekening mengurangi asserts maka tergolong kredit dan
apabila suatu rekening menmbah sisi assets
maka tergolong ke dalam debet. Sehingga dapat di jelaskan pada gambar di bawah
ini:
Contoh
kasus aliran dana :
- Dira menabung secara tunai di Bank BRI
Dari
kasus di atas dapat dianalisis bahwa menabung adalah hal yang berkaitan dengan
menambah liabilities sedangkan tunai
berarti berkaitan dengan kas yang menambah sisi assets sehingga terdapat di debit. Maka jurnalnya:
Kas (+)
Tabungan (+)
- Dira memindahkan deposito ke tabungan
Dalam
hal ini, Dira melakukan pinbuk debit atau pemindah bukuan yang bersumber dari
debit. Dia memindahkan deposito yang mengurangi sisi liabilities sehingga tergolong di debet menjadi tabungan yang akhirnya
menambah sisi liabilities sehingga di
kredit. Maka jurnalnya sebagai berikut:
Deposito (-)
Tabungan (+)
- Dira memiliki credit card lalu ditabung
Kasus
ini juga di sebut pinbuk debet. Credit
card menambah sisi assets
sehingga terdapat di debit sedangka tabungan akan menambah liabilities dan termasuk kedalanm kredit. Sehingga jurnalnya dapat
dilihat sebagai berikut:
Credit card (+)
Tabungan (+)
Kliring
dan Transfer
Kliring
adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat
dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang
telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk
memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.Singkat kata,
pengertian kliring adalah pemindahan bukuan atara bank yang berbeda tetapi
dalam suatu wilayah yang sama. Kliring memiliki aturan yang bernama LRR, yaitu
setiap bank yang ingin menjadi anggota kliring di Bank Indonesia (BI) harus
menaruh Giro Wajib Minimum atau GWM sebesar minimal 8% dari deposito yang
dimiliki oleh calon peserta. Sedangkan transfer adalah pemindah bukuan antara
bank yang sama, tetapi dalam suatu wilayah yang berbeda.
Pembayaran dalam Bentuk Giro yang
Berbeda bank dalam Satu wilayah
Contoh
kasus 1:
Di
ilustasikan jika Risna adalah nasabah BCA
di Jakarta sedangkan Bambang adalah nasabah City Bank di wilayah yang
sama, dan Bambang menyimpan uangnya dalam bentuk simpana giro (hanya dapat
diambil menggunakan cek atau bilyet giro).
Ø Cek dapat
diambil secara tunai oleh siapa saja yang memegang cek tersebut (atas unjuk)
Ø Bilyet
Giro berbeda dengan cek, karena bilyet giro hanya dapat di ambil jika seseorang
telah tersebut yang memiliki akun di sebjuah bank (atas pinbuk)
Bambang membeli sebuah mobil kepada
risna senilai 100 juta, selanjutnya Bambang membayar mobil tersebut kepada Risna
dengan menggunakan cek. Selanjutnya cek tersebut oleh Risna tidak dicairkan
secara tunai melainkan dia ingin memasukkan uang itu ke dalam rekeningnya di
BCA. Maka siklusnya adalah, pertama Risna harus mnyerahkan cek tersebut kepada
BCA, setelah itu BCA harus malalui Bank Indonesia (BI) guna mengambil uang
Bambang. Maka BCA pun menyerahkan Nota Debet Keluar (Penyerahan Warkat Kliring),
selanjutnya Bank Indonesia (BI) akan memberikan Nota Debet Masuk kepada City
Bank. Setelah mendapat konfirmasi dari City Bank bahwa rekening giro Bambang
mencukupi, maka Bank Indonesia (BI) memindahkan saldo rekening Koran City Bank
sebesar 100 juta ke dalam Rekening Koran BCA. Pencatatan jurnal pada transaksi
tersebut adalah sebagai berikut:
Contoh
kasus 2:
Ilustrasi ke dua adalah apabila saldo pada rekening Bambang di City Bank tidak mencukupi, maka Bank Indonesia (BI) akan menolak kliring karena cek yang diberikan Bambang adalah “cek kosong”. Aksi Bambang sangatlah merugikan sehingga Bambang akan di “Black List” oleh Bank Indonesia (BI). Maka jurnalnya sebagai berikut:
Ilustrasi yang ketiga adalah jika
Risna ingin memberikan hadiah beupa uang sebesar 100 juta kepada Bambang
melalui transfer. Selanjutnya Risna harus ke BCA (bank di mana Risna menabung)
untuk menginformasikan kepada BCA bahwa dia akan mentransfer sejumlah uang kepada
Bambang. Maka BCA akan megirimkan Nota Kredit Keluar kepada Bank Indonesia (BI)
dan Bank Indonesia (BI) mengirimkan Nota Kredit Masuk ke City Bank. Pencatatannya
di dalam jurnal sebagai berikut:
Likuiditas
Surat-surat yang berhubungan pada
saat tejadi pinbuk pada Bank Indonesia (BI)antara lain Nota Debet Keluar, Nota
Debet Masuk, Nota Kredit Keluar, Nota Kredit Masuk, dan Tolakan. Masing-masing
surat tersebut memiliki saldo yang berbeda sehingga apabila di akumulasikan
seluruhnya akan menghasilakan nilai positif (+) atau minus (-). Positif (+)
berarti Bank tersebut menang dalam kliring akan tetapi jika hasil yang di
peroleh negative (-) maka yang dapat dikatakan bank tersebut kalak kliring,
tentunya bank yang kalah dan menang adalah bank yang menjadin peserta kliring.
Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh kasus berikut ini:
Bank Permana memiliki deposit
sebesar 100 juta, dan 8 juta wajib di jadikan sebagai Giro Wajib Minimum
sebagai persyaratan mengikuti kliring (minimal 8% dari deposit yang dimiliki). Selanjutnya,
ternyata Bank Permana kalah 2 juta di dalam kliring. Maka sisa Giro Wajib
Minimum Bank Permana berkurang menjadi 6 juta yang artinya di bawah batas
minimal GWM, sehingga Bank Permana diwajibkan untuk meminjam dana minimal 2
juta guna menutupi GWM nya. Peminjaman tersebut dilakukan kepada bank yang
menang dalam kliring sebut saja bank tersebut adalah Bank Violet, Bank Violeh
memiliki deposit sebesar 100 juta, akan tetapi Bank Violet mengalokasikan
dananya sebesar 10 juta untuk Giro Wajib Minimum dengan perincian 8 juta untuk
memenuhu standar minimum GWM dan 2 juta sebaga Excess Reversment atau kelebihan GWM. Pada akhirnya Bank Violet
menang kliring 2 juta, sehingga total GWM nya menjadi 12 juta. Peminjaman dana
kliring dari bank yang menang kliring (Bank Violet) kepada bank yang kalah
kliring (Bank Permana) dilakukan dengan cara call Money yang berupa surat berharga. call Money memiliki bunga yang dapat berupa bunga tahunan (p.a)
atau bunga per malam (p.n) Jika Bank Permana kalah kliring secara terus-menerus
berarti bank tersebut tergolong tidak likuid sehingga tidak dapat menjadi bank
umum dan terancam di likuidasi. Kekalahan tidak berpengaruh pada likuiditas
secara langsung, tetapi jika Rekening Koran bank tersebut di Bank Indonesia (BI)
tidak memenuhi Giro Wajib Minimum (sebesar 8% dari deposit).
Apabila di lihat pada arus dana pada
bank seperti gambar di atas. Dapat di simpulkan bahwa pihak yang meinjam uang (bank
kalah kliring) berada di sisi Liabilities pada securities sedangkan pihak yang meminjamkan uang (bank menang
kliring) berada di sisi Assets pada securities.
Portofolio Bank
Cash Reserves merupakan cadangan
dana yang harus ada di Bank yang meliputi kas dan R/K pada BI dan bersumber
dari deposit. Loan memiliki 2 aturan, yaitu LDR dan KUK. LDR berfungsi untuk
mengukur rasio dana yang di salurkan. Rumus menghitung LDR:
LDR bersumber dari deposit sebesar
100% dan dari capital sebesar 10% sehinggabatas maksimal LDR sebesar 110%.
KUK adalah Kredit Usaha Kecil yang
bersumber dari tabungan dan tidak boleh bersumber dari giro, hal tersebut dilakukan
karena giro bersifat fluktuatif. KUK pun tidak boleh di ambil dari deposit
karena bunga deposit lebih besar dari pada bunga KUK itu sendiri. Jika KUK
dipaksakan di ambil dari deposit maka akan terjadi negative miss match yaitu bunga deposito lebih besar dari bunga KUK
(bunga yang dipinjam).
Perputaran Arus Dana (Transaksi Beda
Wilayah)
Setelah mengenal kliring dan
transfer, maka dengan mudah pula akan memahami transaksi beda wilayah seperti contoh-contoh
kasus di bawah ini.
Contoh
kasus 1:
RAK singkatan dari Rekening Antar
Kantor. Pada transaksi ini melibatkan Transfer dan Kliring. Transfer terjadi di
dalam bank yang sama namun berbeda wilayah sedankan transfer terjadi antar bank
yang berbeda tetapi di dalam satu wilayah yang sama. Ilistrasi di atah
menceritakan tentang Risna yang menjadi nasabah pada BRI Jakarta kan
mengirimkan Karena Risna dan Bambang berbeda wilayah maupun bank maka untuk
melakukan pengiriman tersebut harus melalukan transfer di daerah yang memilki
cabang Bank BRI dan BPD Papua yaitu di Makasar. Kemudian BRI dan BPD melakukan
kliring melalui BI, selanjutnya BPD Papua di Makassar melakukan transfer ke BPD
di Papua.
Contoh
kasus 2:
Kasus selanjutnya jika transaksi di
lakukan pada wilayah yang berbeda kemudian kedua belah pihak yang akan melakukan
kliring tidak memliki kantor cabang di wilayah yang sama. Dari kasus tersebut
dapat diilustrasikan jika Risna nasabah Bank Niaga Jakarta akan mentransfer kepada
Bambang nasabah BPD di Papua. Namun Bank Niaga dan BPD Papua tidak memiliki
cabang di daerah yang sama. Maka harus melakukan kliring dengan bank lain yang
memilki cabang di daerah yang sama dengan BPD Papua, kemudian alurnya sama
seperti kasus pertama.
Contoh
kasus 3:
Contoh kasus ketiga terjadi apabila
Risna akan mengirimkan sejumlah uang kepada Bambang yang berada di Arab,
sedangkan Risna berada di Jakarta. Mereka berbeda wilayah, maka ada dua cara
untuk melakukan transaksi tersebut. Pertama menggunakan Bank Draft dan yang kedua menggunakan Payment Order. Bank Draft
terjadi ketika Risna menyerahkan uang ke Bank Arab Saudi kemudian Risna
menerima Bank Draft yang akan dikirim
ke Bambang melalui Mail Transfer
kemudian Bambang dapat mencairkannya di BRI di Jakarta yang tertera dalam Bank Draft. Cara kedua, Risna menyerahka
BRI di Jakarta dan Bambang dapat mencairkan dana tersebut. Jika ingin melakukan
transfer antar negara, maka kedua bank harus memiliki kerja sama atau hubungan
(correspondent bank).
Penamaan Rekening
KP : Kantor Pusat
KC : Kantor Cabang
KCU : Kantor Cabang Umum
KCP : Kantor Cabang Pembantu
Pemberian
nomor rekening:
Pemberian
nomor nasabah:
Bunga Bank
Setiap hari bank selalu melakukan
proses akhir hari yaitu dengan menghitung saldo di masing-masing jenis
rekening. Salain akhir hari, ada pula perhitungan saldo akhir bulan, yakni
dengan menjumlahkan saldo akhir hari dengan bunga yang akhirnya akan menjadi
saldo awal bulan berikutnya. Formula untuk perhitungan bunga sebagai berikut:
1.
Saldo terendah
2.
Saldo rata-rata
3.
Saldo harian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar