Selasa, 06 Maret 2012

PROPOSAL TEORI EKONOMI II

PROPOSAL
TEORI EKONOMI II
Mengacu pada Jurnal:
The Global Competitiveness of The Chinese Wooden Furniture Industry
Persaingan Global Industri Meubel Kayu Cina
dan
Impact of Domestic Resource Costs on the Competitiveness of Tunisian Fresh Fruit and Vegetable Products Exports
Dampak Biaya Sumber Daya Lokal Terhadap
Kompetisi Ekspor Buah dan Sayur Segar di Tunisia


DISUSUN OLEH:
CANDY GLORIA 2121 0516
FEBRIANA PUSPITA SARI 2221 0688
MCHAEL ALEXANDER 2421 0380
Kelas: SMAK 04
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA

PROPOSAL JURNAL


The Global Competitiveness of The Chinese Wooden Furniture Industry Persaingan Global Industri Meubel Kayu Cina dan Impact of Domestic Resource Costs on the Competitiveness of Tunisian Fresh Fruit and Vegetable Products Exports Dampak Biaya Sumber Daya Lokal Terhadap Kompetisi Ekspor Buah dan Sayur Segar di Tunisia


Latar Belakang

Perdagangan pada dasarnya adalah suatu kegiatan inti yang secara sadar maupun tidak, telah membentuk berbagai perubahan di era ini. Telah diketahui bahwa perubahan tidak dapat dihindari dan selalu terjadi. Ketika perubahan tersebut terjadi, kebutuhan manusia menjadi semakin kompleks. Banyak dari mereka melakukan penelitian dan menyelidiki segala hal tentang produk yang ingin mereka beli, yang menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut, ada baiknya jika negara-negara yang memproduksi suatu barang memperhatikan kebutuhan konsumen secara spesifik dan melakukan yang terbaik demi konsumen dan kelangsungan hidup dari negara produsen itu sendiri. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, tingkat persaingan yang tinggi yang terjadi akhirnya mengharuskan produsen juga melihat comparative dan competitive advantage yang mereka miliki. Dengan memiliki comparative dan competitive advantage yang memadai, produsen dapat memenangkan pasar dan menjual lebih banyak dibandingkan produsen lainnya. Dari hal ini, maka produsen dapat meraih profit lebih tinggi secara material. Di dalam makalah ini, kami akan membahas dan menjabarkan bagaimana dampak berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar yang akan mempengaruhi persaingan suatu produk di pasar internasional. Di sini kami menggunakan produk meubel dari negara Cina dan produk-produk dari sektor pertanian, seperti buah dan sayuran dari negara Tunisia

Perumusan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan sumber jurnal yang kami gunakan sebagai acuan maka berikut adalah masalah yang terjadi di Cina dan Tunisia:
1. Bagaimana sumber daya alam (tanah) di Tunisia dapat mempengaruhi produksi komoditas pertaniannya?
2. Bagaimana efisiensi dapat membantu suatu negara memenangkan persaingan di pasar internasional (global market)?
3. Mengapa tingkat ekspor komoditas tertentu di negara Tunisia cenderung kurang baik, sedangkan untuk komoditas minyak zaitun baik?
4. Apakah kekurangan dari teknologi dan inovasi di Cina yang menjadi penghambat di pasar Internasional?
5. Apakah upaya yang dapat dilakukan Cina agar tidak terlalu terpaku dengan harga dan lebih memperhatikan kualitas?
6. Mengapa tingkat persaingan di pasar internasional selalu berubah dari waktu ke waktu?
7. Apakah strategi yang dapat membantu suatu negara di dalam bidang ekspor – impor?

Batasan Masalah

Oleh karena cakupan masalah yang terjadi di pasar internasional sangat luas dan kompleks maka penelitian ini akan memusatkan perhatiannya untuk membahas hasil-hasil sebelumnya, comparative dan competitive advantage, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan internasional, seperti efisiensi produksi.

Tujuan Penelitian 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami aspek-aspek penting yang mempengaruhi perdagangan suatu negara di kancah internasional, seperti yang dilakukan oleh dua negara ini yaitu Cina dan Tunisia. Kedua negara tersebut dapat berhasil dalam menembus pasar internasional (global market) karena telah berhasil melakukan efisiensi produksi. Efisiensi ini dapat ditingkatkan, dengan cara menurunkan biaya total saat melakukan proses produksi. Secara spesifik, penelitian ini berusaha untuk mencari informasi tentang:
1. Struktur biaya dari sektor pertanian di Tunisia
2. Nilai domestic resource cost (DRC) dan pengaruhnya terhadap produk pertanian di Tunisia.
3. Comparative dan competitive advantage terhadap produk buah dan sayuran di Tunisia, juga terhadap produk meubel kayu di Cina.
4. Tingkat persaingan dan kompetisi Tunisia dan Cina di pasar internasional.
5. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan Cina untuk mempertahankan kredibilitasnya karena sedang dilanda persaingan pesat dengan negara-negara Eropa.
6. Faktor-faktor yang dapat menjadi hambatan bagi Cina di dalam bersaing di industri meubel dunia di masa depan.
7. Comparative dan compepetive advantage dari produk meubel dan pertanian.
8. Manfaat efisiensi bagi kedua negara.

Riset Terdahulu

Untuk produk meubel, penelitian ini menggunakan data yang diambil dari berbagai macam sumber, seperti CFNA, UN comtrade database Standard International Trade Classification (SITC), National Bureau of Statistics, dan Xu et al. Dari data tersebut, peneliti menelitinya secara spesifik untuk memperoleh hasil-hasil yang diharapkan. Sedangkan untuk produk pertanian di Tunisia, penelitian ini menggunakan data yang dikutip dari ITC Calculations dan ITC Calculation yang didasarkan pada COMTRADE of UNSD, dan data yang diolah sendiri. Sehingga secara keseluruhan, penelitian ini juga menganalisis beberapa data yang telah diteliti sebelumnya.

Metodelogi Penelitian

a. Sasaran, Waktu, Lokasi Penelitian

Di dalam penelitian ini, peneliti meneliti tingkat persaingan meubel dan produk pertanian secara internasional. Peneliti mennggunakan data dari tahun 1993-2007 untuk meubel dan menggunakan data dari tahun 1998-2002 untuk produk pertanian. Lokasi penelitian tersebut adalah negara Cina untuk meubel dan Tunisia untuk produk pertanian.

b. Metode Penelitian

Untuk menemukan dampak dan hal-hal yang diperlukan dalam rangka menghadapi persaingan internasional, serta jawaban bagi masalah-masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka peneliti menggunakan metode survey. Hal ini terlihat dari data yang diambil oleh peneliti.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan tentang tingkat persaingan dan jumlah ekspor (kualitas) produk meubel dan pertanian, peneli mengambil data dari berbagai sumber. Untuk produk pertanian di Tunisia, data yang diperoleh peneliti adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari perhitungan secara langsung oleh penulis dengan menggunakan pedekatan Biaya Sumberdaya Domestik. Data sekunder diperoleh dari International Trade Centre (ITC), ITC merupakan gabungan lembaga Organisasi Perdagangan Dunia dan PBB yang memiliki peranan dalam, informasi perdagangan serta pengembangan produk dan pasar.Sedangkan untuk meubel di cina, peneliti menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari CNFA tahun 2005 dan 2006 United Nation (UN) Database Standard Internasional Trade Classification (SITC), World Bank gross national income (GNI) country classification tahun 2008.

d. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data yang sudah diambil untuk menjawab masalah-masalah yang ada. Untuk menganalisis komoditas pertanian, seperti jeruk, minyak zaitun, dan tomat di Tunisia, peneliti menggunakan angka Domestic Resource Cost (DRC) sebagai indikator. Berbeda dengan Tunisia, untuk menganalisis data tentang tingkat persaingan meubel global, peneliti meninjau beberapa segi, diantaranya pangsa pasar (MS), menyatakan keunggulan komulatif (RCA), dan persaingan perdagangan (TC).

e. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi teknologi serta inovasi mutlak diperlukan untuk bersaing di pasar internasional. Produsen juga harus terus berubah
mengikuti perkembangan, jika tidak produsen tersebut akan termakan oleh waktu. Selain itu, sumber daya alam ternyata dapat mempengaruhi jumlah produksi terhadap suatu barang, sehingga produsen harus memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif untuk mengoptimalkan harga dan kuantitas, serta mengurangi biaya. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya surplus perdagangan.




Sabtu, 03 Maret 2012

Ringkasan Jurnal Teori Ekonomi

DISUSUN OLEH:
FEBRIANA PUSPITA SARI 2221 0688
CANDY GLORIA 2121 0516
MICHAEL ALEXANDER 2421 0380

Kelas: SMAK 04



The Global Competitiveness of The Chinese Wooden Furniture Industri
Persaingan Global Industri Meubel Kayu Cina
Penulis Jurnal Xiao Han, Yali Wen, dan Shashi Kant 


Di era globalisasi yang erat kaitannya dengan teknologi, industri mebel dunia terus berkembang. Hal ini ditandai dengan meningkatnya tingkat inovasi dalam pengemasan dan pengiriman produk, yang akhirnya membuat perdagangan di pasar internasional menjadi semakin mudah. Hal ini terlihat melalui jumlah perdagangan yang telah meningkat dari U$42 milyar pada tahun 1997 menjadi US$97 milyar di tahun 2007 dan perubahan yang dramatis di dalam penyediaan mebel di pasar global, terutama di cina. Saat ini, hampir 90% produk yang dihasilkan diekspor untuk mendapatkan profit maksimum. Di Asia, murahnya harga tenaga kerja dan bahan baku merupakan faktor pendukung untuk menciptakan efisiensi biaya produksi. Hal itulah yang dilakukan oleh Cina sehingga mampu memenangkan persaingan dengan negara-negara maju di Eropa. Dalam pasar global, persaingan mebel diwarnai oleh 10 negara pesaing yang menguasai 70% meubel dari pasar global. Pasar global ini didominasi oleh negara-negara maju seperti Amerika, Italia, Jerman, dan Kanada satu dekade lalu. Namun, negara maju tersebut mengalami kemunduran saham, sementara negara berkembang seperti Cina mengalami kemajuan dan potensi untuk melakukan ekspor di pasar internasional. Saat ini, Cina dan negara-negara berkembang lainnya yang terus memperlihatkan ekspansi besar-besaran di bidang ekspor, sehingga saham negara-negara maju menjadi menyusut menjadi 50% dari yang sebelumnya 80%. Untuk terus bersaing di pasar internasional, akan lebih baik jika perusahaan Cina tidak hanya terpaku terhadap persaingan harga, tetapi juga memperhatikan produktivitas tenaga kerja, manajemen, dan segi teknis lainnya yang masih ada jika dibandingkan dengan negara maju, seperti Jerman dan Italia. Tercatat dalam WTO (World Trade Organization) di akhir tahun 2001, Cina memperoleh akses yang sepadan ke pasar internasional bahkan melebihi Italia pada tahun 2004. Kemudian, Cina juga maju sebagai pemimpin di dalam bidang ekspor meubel kayu dengan jumlah saham 20,91%. Tahun 2004 kemarin, Departmen Perdagangan amerika melakukan kebijakan anti dumping terhadap produksi dan ekspor meubel kayu Cina. Nilai keseluruhan produk yang terkena dampak ini mencapai 1,2 juta miliar dolar Amerika pada tahun 2003. Hal ini merupakan perkara anti dumping terbesar yang terjadi selama 2003. Permintaan dan harga barang-barang Cina juga pernah tergoncang akibat krisis global yang terjadi di Amerika.Hal ini terjadi karena, saat mengalami krisis, Amerika menghentikan impor meubel dari cina. Tetapi, untuk memperbaiki hal itu, Cina mengekspor kayu meubel yang telah dipotong sebelum menjadi meubel. Gangguan juga kembali datang secara geografis dimulai dari iklim, seperti badai es dan gempa bumi hebat yang terjadi 2008 lalu di Cina Selatan yang mengurangi suplai kayu lokal dan mempengaruhi usaha-usaha meubel. Faktor inilah yang harus diperhatikan Cina untuk terus melakukan inovasi untuk penataran industri.



Impact of Domestic Resource Costs on the Competitiveness of Tunisian Fresh Fruit and Vegetable Products Exports
Dampak Biaya Sumber Daya Lokal Terhadap Kompetisi Ekspor Buah dan Sayur Segar di Tunisia Penulis Jurnal Boubaker DHEHIBI dan Aymen FRIJA


Dalam beberapa dekade terakhir, globalisasi membuat ekonomi dunia semakin mandiri, dan membuat hubungan komersial antara negara-negara di seluruh dunia menjadi sangat penting dan intensif. Akibatnya, saat ini model pertukaran (perdagangan) internasional diatur oleh seperangkat hukum dan perjanjian, yang sebagian besar dikelola oleh WTO (World Trade Organization). Oleh karena itu, pertanian kini menjadi salah satu sektor yang paling berpengaruh di era globalisasi. Hal ini terjadi karena negosiasi pertanian tentang hambatan perdagangan, serta konvensi bilateral dan multilateral adalah hal yang paling sulit dan membingungkan di dalam WTO (World Trade Organization). Berdasarkan hal tersebut, hari ini kita harus mengetahui dan memahami aspek yang mempengaruhi perdagangan suatu negara di kancah internasional. Efisiensi merupakan aspek penting yang harus ditingkatkan dengan cara menurunkan biaya total saat melakukan proses produksi. Tingkat ekspor komoditi di Tunisia dapat dibandingkan dengan menggunakan minyak zaitun, jeruk, dan tomat sebagai komoditinya karena merupakan hasil tani yang paling strategis. Kontribusi yang cukup besar juga diberikan melalui ekspor dari segi pendapatan berupa perdagangan buah dan sayur. Angka produksi ekspor tomat di Tunisia sangat terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan nasional. Jumlah tomat yang dikonsumsi lokal selalu saja lebih besar daripada yang diekspor. Fakta kondisi pertanian Tunisia adalah hasil panen dan harga yang diperoleh dari National Agronomic Institute digunakan sebagai dasar penetapan batas harga yang dilakukan oleh ITC (International Trade Cost). Menurut data yang telah diperoleh, maka dapat diketahui bahwa hasil tani yang paling kompetitif adalah minyak zaitun. Hal ini dikarenakan, minyak zaitun merupakan komoditas yang paling efisien. Perhitungan DRC juga mengindikasikan bahwa minyak zaitun dapat berhasil bersaing dalam dunia ekspor. Inilah yang menjadi kunci efisiensi lokal yang terjadi karena peminimalisasian biaya kesempatan (opportunity cost). Berbeda dengan tomat yang kurang kompetitif terhadap perubahan yang ada namun perbaikan terlihat dari naiknya hasil produksi, stabilitas harga jual, dan harga ekspor sehingga secara berkala tingkat harga tomat ada dalam kondisi yang baik dari waktu ke waktu. Penelitian ini menganalisis struktur biaya di bidang ekspor pertanian di Tunisia dengan menggunakan DRC (Domestic Resource Cost) sebagai indikator. Sehingga dapat disimpulkan bahwa negara Tunisia memiliki keunggulan komparatif pertanian di sektor minyak zaitun (DRC>1). Sedangkan untuk hasil tani tomat dan jeruk dinilai kurang kompetitif di pasar international karena nilai DRC kurang dari satu. Walaupun demikian, sektor tomat terus mengalami perbaikan dari waktu ke waktu yang ditandai dengan meningkatnya jumlah output, dan faktor-faktor teknikal lainnya. Sedangkan untuk jeruk, ketersediaan sumber daya alam, terutama tanah kurang mendukung sehingga tingkat kompetitifnya cenderung rendah. Sebenarnya, tingkat hasil tani Tunisia sudah baik. Namun, untuk komoditi tomat dan jeruk perlu ditingkatkan terutama di segi ekspor. Sedangkan untuk hasil tani minyak zaitun harus dipertahankan bahkan ditingkatkan agar semakin mampu menguasai pasar global. Efisiensi juga perlu dioptimalkan, sehingga biaya produksi dapat diminimalisir dan terwujudlah profit yang maksimal.